Kami datang kepadaMu
Dengan sukacita dalam hadiratMu
Kami bersyukur memujiMu
MenyembahMu
Kami disini karna kasihMu
Kami disini karna anugrahMu
Marilah semua besar dan kecil
Bersukacita karena kasihNya
Reff:
SukacitaMu memenuhi tempat ini
Damai sejahtraMu kan melimpah dalam hidupku
Marilah semua bersukacita
Karna kebesaranMu
Ending:
Oh sukacita penuhiku
Oh sukacita penuhimu
Oh sukacita penuhiku
Oh sukacitamu
LIRIK LAGU KRISTEN TERBARU 2018
JESUS, BEAUTIFUL SAVIOUR
Rabu, 18 Maret 2020
Senin, 07 Mei 2018
Fitje's blog: LIRIK LAGU-LAGU ROHANI TERBARU 2018
Fitje's blog: LIRIK LAGU-LAGU ROHANI TERBARU 2018: FIRMANMU KEBENARAN BREAKTHROUGH WORSHIP LIVE RECORDING VERSE : FIRMANMU KEBENARAN YANG KU PEGANG TEGUH DI S’TIAP WAKTU DI S’TI...
Minggu, 06 Mei 2018
LIRIK LAGU-LAGU ROHANI TERBARU 2018
FIRMANMU KEBENARAN
BREAKTHROUGH WORSHIP LIVE RECORDING
VERSE :
FIRMANMU
KEBENARAN
YANG
KU PEGANG TEGUH
DI
S’TIAP WAKTU
DI
S’TIAP WAKTU
DENGAN
SEG’NAP HATI
DENGAN
SEG’NAP JIWA
KU
PERCAYA
KUPERCAYA
SUARAMU…..
MENUNTUN
JIWAKU
FIRMANMU…..
SUMBER
SEGALANYA
CHORUS :
HIKMATMU
TUHAN
HIKMATMU
YANG MAMPUKAN
KU
BERJALAN KU BERLARI
MENGEJAR
SEMUA MIMPIKU
TAKKAN
KU GOYAH
DAN MAU
TETAP SETIA
SELAMANYA
KUPERCAYA
FIRMANMU
YA DAN AMIN
lagu ini kamu bisa nonton di Youtube BREAKTHROUGh WORSHIP GSJA Bandengan
Link : https://www.youtube.com/watch?v=sRG_ehLPO4k
lagu ini kamu bisa nonton di Youtube BREAKTHROUGh WORSHIP GSJA Bandengan
Link : https://www.youtube.com/watch?v=sRG_ehLPO4k
Selasa, 19 Mei 2015
MEMUJI KEBESARAN TUHAN MELALUI CIPTAAN
Setahun yang lalu, pada tanggal 8 Agustus 2014 saya bersama Pak Tonny (Dosen TEOPL) dan teman-teman melakukan study tour.
Sebelumnya kami sudah kuliah intensif selama 3 hari. Study tour ini
bertujuan agar kami bisa melihat secara langsung karya Tuhan yang begitu
luar biasa. Karena pengetahuan secara teori saja tidak cukup bagi
seseorang untuk memahami dan merasakan karya Sang Pencipta. Kami
melakukan perjalanan dari lembah. Di setiap perjalanan dan langkah kami
tentu tidak berlalu dengan sia-sia, karena kami menyempatkan diri untuk
berpose ria dengan teman-teman. Hal ini kadang membuat saya berpikir
bahwa kami terlalu berlebihan. Ketika tiba di suatu tempat yang indah,
masih sempatnya berfoto. Tetapi saya menyadari bahwa ketika saya
berfoto, saya ingin agar orang lain menyadari dan mengakui keberadaan
saya. Tanpa disangkali memang setiap manusia punya keinginan untuk
diakui dimana pun mereka berada. Oleh karena itu, janganlah menghakimi
orang lain yang seringkali narsis.
Dalam perjalanan, saya
menikmati udara pagi yang segar. Saya bersyukur dapat menikmati udara
yang belum terkontaminasi oleh zat kimiawi yang dapat merusak tubuh.
Udara seperti ini, tidak semua orang dapat menikmatinya. Apalagi orang
yang hidup di tengah kota dan dikelilingi oleh pabrik tidak dapat
merasakan udara sebersih ini. Sebagai ciptaan Tuhan, kita juga harus
menjaga agar udara di sekitar tetap bebas dari polusi.
Kami
melewati sawah dan menikmati indahnya padi yang sudah menguning dan siap
untuk dituai. Saya juga dapat menikmati pemandangan yang begitu luar
biasa, langit yang biru seakan membuat saya ingin bernyanyi memuji
kebesaran Tuhan. Apakah ketika manusia menikmati keindahan ini, mereka
memiliki perasaan yang sama seperti saya? Tidak semua. Betapa sedihnya
saya ketika menemukan orang-orang itu. Tuhan menciptakan dunia ini
dengan begitu luar biasa, tetapi manusia meresponinya dengan biasa saja.
Sehingga sesuatu yang kelihatan sempurna dan begitu luar biasa, sungguh
tiada artinya dalam pandangan manusia.
Perjalanan kami lanjutkan
dan tiba di suatu warung. Ada yang jajan dan ada yang berbincang-bincang
dengan pemilik warungnya. Pemilik warung menanyakan tempat asal kami
dan kami mengatakan bahwa kami datang dari berbagai daerah yang berbeda,
namun perbedaan itu yang menjadikan kami satu.
Ketika dalam
perjalanan kami berpapasan dengan gerombolan bebek yang lucu. Mengapa
lucu? Karena mereka tidak dapat memimpin diri mereka melainkan
ikut-ikutan kemana teman-temannya membawanya. Ketika temannya salah
jalan, mereka pun salah jalan. Ini adalah salah satu contoh seorang
Kristen yang tidak berpendirian, hanya ikut arus sungai dan mengalir
begitu saja. Janganlah kita menjadi seorang Kristen bebek, yang tidak
tentu pendiriannya. tetapi mau menjadi seorang Kristen yang teguh di
dalam pendirian. Banyak orang Kristen yang ikut-ikutan, kemana
pemimpinnya pergi. Ketika pemimpin salah, ia tidak berani menegur. Ia
malah mengikuti perbuatan pemimpinnya, karena dia merasa tidak pantas
jika menegur pemimpin. Sebagai seorang Kristen, kita harus bisa memimpin
diri sendiri ke jalan yang benar dan berani berkata yang benar.
Tibalah
kami di perkebunan yakni perkebunan telo. Mereka sangat ramah kepada
kami. Saat itu kami menawarkan diri untuk membantu menanam telo. Namun
kami belum bisa menanam karena perkebunan telo harus diairi terlebih
dahulu. Akhirnya kami memutuskan untuk berbincang-bincang dengan pemilik
kebun. Sepertinya pemilik kebun sangat bahagia dengan kedatangan kami.
Namanya adalah bapak Sumpin. Dia menanyakan tempat tinggal kami dan kami
memberitahunya. Ketika itulah percakapan kami mulai. Dia mulai
bercerita tentang anaknya kemudian dia menceritakan tentang tanaman yang
akan ia tanam dalam perkebunan itu. Ia juga menyampaikan hasil
perkebunannya dan keuntungan yang ia peroleh. Ternyata telo yang ia jual
lebih murah daripada harga di pasar. Akhirnya kita yang membeli di
pasar, tentu mendapatkan harga yang mahal. Kita memiliki hasil
perkebunan yang begitu melimpah, tetapi terkadang kita tidak dapat
menikmatinya karena terbatasnya dana yang kita miliki untuk membeli
hasil perkebunan. Negeri kita adalah negeri yang kaya akan perkebunan
akan tetapi kita sendiri yang mengalami kesusahan karena betapa mahalnya
hasil perkebunan. Negeri kita memiliki segalanya tetapi kita tidak
pernah merasakan hal tersebut, malah seringkali kita merasakan
kekurangan.
Kami melanjutkan perjalanan, sampailah kami di Wates.
Saya bersyukur karena saya belum merasa capek. Kami beristirahat sambil
narsis. Inilah sifat orang-orang Indonesia “hobi narsis biar cepat
laris”.
Tibalah kami di PAUD, TK dan SD Brawijaya. Banyak orang
tua yang sedang duduk di halaman sekolah menanti anak-anaknya yang
sedang bersekolah. Kami diperintahkan oleh PakTonny untuk membersihkan
halaman sekolah. Bagi saya, hal ini sangat memalukan dan menghebohkan.
Bagaimana tidak? Kami seperti tamu yang tak diundang, pulang tak
diantar. Hal ini tentu membuat orang tua murid memperhatikan kami dan
mereka mungkin saja merasa malu dengan kami. Karena ketika mereka duduk
dikelilingi oleh sampah, mereka tidak membersihkan melainkan kami yang
membersihkan. Sampah itu seperti dosa, jika tidak dibersihkan maka kita
akan terus hidup di dalam kekotoran atau dosa. Dimana pun kita berada,
usahakanlah diri kita dan sekitar kita selalu bersih dan biasakan diri
untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Janganlah melihat kebersihan
kursi kita saja melainkan kebersihan sekitar kita.
Dalam
perjalanan, kami menemukan kebun tomat. Saya dan beberapa teman memetik
dan menikmatinya. belum pernah saya makan tomat tanpa cabe, rasanya
cukup enak bagi yang sudah menikmatinya. Tetapi saya mencoba
menikmatinya.
Tibalah kami di sebuah sawah. Ada beberapa petani
yang sedang panen. Kami menawarkan diri untuk membantu. Akhirnya kami
membantu mereka. Hal ini yang saya inginkan dari dulu yakni bisa bertemu
dengan petani dan berbincang-bincang dengan mereka. Saya tidak tahu
bagaimana perasaan mereka ketika bertemu dengan kami, tetapi saya
bahagia bisa bertemu dengan mereka dan membantu mereka meskipun tidak
seberapa. Saya yakin bahwa bahwa setelah kami pergi mereka mempunyai
kesan yang baik terhadap kami. meskipun tidak seberapa, dengan mengukir
senyuman di wajah mereka sudah cukup untuk saya. Ketika saya ikut
membantu para petani, saya merasa bersalah terhadap mereka. Karena saya
seringkali membuang makanan. Saya baru merasakan betapa capeknya mereka
ketika mereka mulai menabur, menanti dengan sabar datangnya musim menuai
dan merasakan teriknya matahari yang membakar mereka. Hal itu mereka
lakukan terus menerus tanpa mengenal lelah. Tuhan mengatakan bahwa
selama bumi masih ada tiada henti-hentinya musim menabur dan menuai.
Mereka terus-menerus menabur dan menuai sebagai respon mereka terhadap
ciptaan Tuhan.
Kami melanjutkan perjalanan. Waktu menunjukan pukul
10.30. teriknya matahari seakan-akan membakar kulitku. Hampir habis
tenagaku untuk berjalan kaki. Ketika kami tiba di SMA N 1 Pacet, kami
mengambil posisi untuk berfoto lagi. Itu adalah hal biasa.
Perlahan
kami berjalan, kami tiba di sebuah warung dan menikmati mie ayam.
Setelah makan kami naik angkot dan pergi ke kebun bunga di samping
kampus. Betapa indahnya bunga-bunga ini. Saya takjub dengan kebesaran
dan keagungan Tuhan yang menjadikan bunga-bunga itu begitu menawan dan
sedap dipandang.
Setelah menikmati perjalanan yang begitu jauh,
saya mempelajari banyak hal. Baik dari alam sekitar maupun dengan teman
seperjalanan. Terlihat keegoisan kami ketika kami berjalan sambil
berfoto. Kami tidak mempedulikan orang di sekitar kami, malah sibuk
dengan gaya kami masing-masing. Saya sempat memikirkan apa yang
dikatakan orang ketika kami sibuk dengan kepentingan berfoto? Seharusnya
kami memperhatikan orang di sekitar kami dan berbincang-bincang. Tapi
kami tidak melakukannya. Selain itu tidak ada kesatuan ketika kami
menempuh perjalanan. Masing-masing sibuk dengan jalannya sendiri dan
tidak peduli dengan teman yang lain. Masing-masing memegang hp maupun
kameranya untuk narsis dan mendengarkan music. Inilah Kristen digital.
Ketika memegang barang-barang digital, mereka melupakan keindahan alam
sekitar dan tidak mempedulikan orang lain.
Saya juga belajar dari
bunga-bunga yang di taman. Mereka tidak memikirkan apa yang akan terjadi
esok karena tuannya selalu memelihara. Sebagai makluk ciptaan Tuhan
kita juga harus demikian. Tidak perlu kuatir akan apa yang terjadi dalam
kehidupan karena Tuhan memelihara hidup kita.
Senin, 24 November 2014
The God of The kingdom
THE
GOD OF THE KINGDOM
Bagaimana
kita bisa mengenal Kerajaan Allah? Pertama-tama kita harus mengerti bahwa Allah
itu Raja adanya. Ia adalah Raja yang lebih besar dari raja-raja manapun juga. Ketika
kita berbicara tentang Kerajaan Allah, marilah kita terlebih dahulu menyadari
bahwa Tuhan kita adalah Raja yang tertinggi. Diperlukan mata rohani yang
menembus awan, menembus pembatasan dunia, menembus segala kuasa-kuasa yang
fana, untuk bisa terus melihat dan menemukan tahta di atas yang tak
tergoncangkan tersebut.[1]
Kerajaan
itu adalah Kerajaan Allah, bukan milik manusia yaitu basileia tou theo.
Penekanannya jatuh pada kata yang ketiga, bukan kata yang pertama; itu adalah
Kerajaan Allah. Bila Kerajaan itu adalah pemerintahan Allah, maka setiap aspek
Kerajaan itu harus berasal dari karakter dan tindakan Allah. Kehadiran Kerajaan
itu harus dipahami dari sifat tindakan Allah pada masa kini; dan masa depan
Kerajaan itu adalah manifestasi penebusan dari pemerintahan kerajaanNya pada
akhir zaman.[2]
a. Allah
adalah pencipta
Alkitab
mengatakan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
Tuhan adalah Tuhan yang menciptakan yang kelihatan dan tidak kelihatan. Ia
adalah pencipta segala sesuatu. Ia menciptakan yang berwujud dan tak berwujud.
Ruang
dan waktu merupakan ciptaan Allah dan kemudian Ia menciptakan manusia, serta
menempatkannya di tempat yang akan Ia kunjungi
dan waktu yang ia tetapkan. Dengan demikian Allah juga menciptakan ruang
dan waktu untuk manusia.[3]
Alkitab
mencatat maksud ganda Allah dalam menciptakan dunia ini. Khususnya tatkala ia
menciptakan manusia. Allah berkehendak menunjukan bahwa diriNya memiliki
kekuatan dan kekuasaan. Allah telah menciptakan manusia menurut gambarnya dan
memberikan kekuasaan dan otoritas kepadanya untuk memerintah dan memelihara
semua ciptaanNya dengan tanggung jawab.[4]
b. Allah
yang mencari
Pemberitaan
Yesus mengenai Kerajaan itu mengatakan bahwa Allah tidak hanya akan bertindak
pada akhir zaman, tetapi bahwa Allah sedang melakukan penebusan dalam sejarah. Sesungguhnya
Allah telah masuk dalam sejarah dalam satu cara dan pada satu tingkat yang
tidak diketahui oleh para nabi. Pemenuhan janji-janji dalam Perjanjian Lama
sedang terjadi, keselamatan mesianis telah tiba, Kerajaan Allah telah dekat.
Allah sedang melawati umatNya. Dalam Yesus Allah telah mengambil inisiatif
untuk mencari orang berdosa, membawa kembali orang-orang yang terhilang ke
dalam berkat pemerintahanNya. Singkatnya, Ia adalah Allah yang mencari.[5]
Ketika
manusia jatuh dalam dosa, hubungan antara manusia dengan Allah menjadi rusak.
Tetapi Allah berusaha untuk memulihkan persekutuan antara Dia dan manusia
dengan caraNya sendiri yakni Ia berusaha mencari manusia itu agar mereka dapat
mengikuti persekutuan yang indah bersama Allah.
c. Allah
yang mengundang
Allah
yang mencari adalah juga yang mengundang. Yesus menggambarkan keselamatan
eskatologia bagaikan satu perjamuan atau pesta dengan banyak tamu yang diundang
(Mat. 22:1; Luk. 14:6 bdg. Mat. 8:11). Atas latar belakang inilah kita dapat
memahami persekutuan sekeliling meja yang sering diadakan Yesus bersama para
pengikutNya sebagai satu perumpamaan yang dipraktekkan yang menggambarkan
undangan dan panggilan kepada berkat-berkat Kerajaan Allah.[6]
Pemberitaan
Yesus tentang Kerajaan Allah adalah pemberitahan secara lisan dan perbuatan
bahwa Allah sedang bertindak dan menyatakan secara dinamis niat penebusanNya
dalam sejarah. Allah mencari orang-orang berdosa; Ia mengundang mereka masuk ke
dalam berkat mesiais; Ia menuntut mereka member tanggapan yang menyenangkan
atas tawaranNya yang penuh anugerah itu. Sekali lagi Allah telah bersabda.
Seorang nabi aru telah datang, sesungguhnya seorang yang lebih dari seorang
nabi biasa, Ia yang (sanggup) membawa manusia kepad berkat yang dijanjikanNya.[7]
Ketika Yesus menemukan manusia dalam
keadaan berdosa maka ia mengundang manusia untuk bertobat. Dia tidak membiarkan
manusia untuk terus menerus hidup dalam dosa. Allah berinisiatif untuk mengundang
manusia. Pandangan ini berbeda dengan Yudaisme yakni memiliki pandangan bahwa
manusia harus bertobat terlebih dahulu dan Allah mengampuni kemudian.
Ketika Allah mengundang manusia
kepada pertobatan, maka manusia harus meresponi undangan itu. Jadi manusia
tidak pasif, melainkan aktif menanggapi undangan ilahi. Hal ini yang membedakan
yang membedakan antara panggilan Yesus dan panggilan Yohanes Pembaptis.
d. Allah
sebagai Bapa
Allah
sedang mencari orang-orang berdosa dan mengundang mereka untuk menyerahkan diri
mereka kepada pemerintahanNya supaya Ia menjadi Bapa mereka. Di dalam
keselamatan eskatologis orang-orang benar akan masuk ke dalam Kerajaan Bapa
mereka (Mat. 13:43). Ia adalah Bapa yang telah mempersiapkan warisan kerja
eskatologis yang penuh berkat itu (Mat. 25:34). Dialah Bapa yang akan memberikan
kepada murid-murid Yesus anugerah Kerajaan itu (Luk. 12:32). Anugerah yang
paling tinggi dari Allah sebagai Bapa adalah partisipasi dalam pemerintahan
Allah, yang akan berlalu pada seluruh dunia. Pada hari itu Yesus akan menikmati
persekutuan baru dengan murid-muridnya dalam Kerajaan Bapa (Mat. 26:29). Hanya
orang yamg masuk ke dalam kerajaan itu yang dapat menikmati Allah sebagai Bapa.
Kerajaan dan kebapaan tidak dapat terpisahkan.
[8]
e. Allah
yang menghakimi
Walaupun
Allah mencari orang berdosa dan menawarkan kepadanya anugerah Kerajaan itu ,
namun Ia tetap sebagai Allah yang menuntut balas kebenaran mereka yang menolak
tawaran ini. Perhatiannya terhadap yang hilang tidak menghilangkan kesucian
Ilahi ke dalam kebaikan yang lunak. Allah adalah kasih yang mencari, tetapi ia
juga kasih yang suci. Ia adalah Bapa Surgawi. NamaNya itu disucikan. Itulah
sebabnya, mereka yang menolak tawaran KerajaanNya harus menghadapi hukumannya[9]
Ketika
Allah menciptakan dunia ini, Ia tidak membiarkan dunia ini berjalan sendiri.
Tetapi ketika Dia menciptakan, maka harus ada hubungan antara pencipta dan
ciptaan. Ibrani 4:13 “Dan tidak ada suatu makluk pun yang tersembunyi di
hadapannya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepadanya kita harus memberikan pertanggungjawaban”. Allah adalah Pencipta kita
sehingga apapun yang kita perbuat harus memberi pertanggungjawaban.
Kesimpulan
Kerajaan
Allah adalah milik Allah dan berada dalam pemerintahan Allah. Jadi setiap aspek
berasal dari karakter dan tindakan Allah. Dalam KerajaanNya Allah bertindak
sebagai Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi. Pada mulanya semuanya baik,
tetapi karena kejatuhan manusia ke dalam dosa maka rusaklah hubungan antara
manusia dengan Allah. Allah yang bertindak sebagai Allah yang mencari, kemudian
berusaha mencari manusia yang hilang. Allah rindu bersekutu kembali, sehingga
Ia mencari manusia, melalui karya penebusan Yesus Kristus. Akhirnya hubungan
Allah dengan manusia yang awalnya rusak, dapat dipulihkan kembali oleh darah
Yesus.
Selain
mencari, Allah juga mengundang. Ketika Allah mengundang manusia untuk menerima
anugerah kerajaan Allah maka manusia menanggapi akan undangan ilahi tersebut
supaya Allah menjadi Bapa mereka. Ketika manusia tidak menanggapi akan undangan
tersebut maka Allah adalah Allah yang menghakimi. Dia menghakimi setiap orang
yang menolak akan undanganNya.
Rabu, 01 Oktober 2014
Kau Tlah Ubahkan by Dewi Guna
Semua yang kumiliki
Kupersembahkan kepadaMu
Sungguh besar anugrahMu
Bertahta di hidupku
Kasih setiaMu Bapa
Memulihkan hati yang luka
Hanya Engkau yang mengerti
Semua beban yang terjadi
Reff
Kau tlah ubahkan sluruh hidupku
Oleh kuasa darahMu yang kudus
Kudipulihkan kudiberkati
kasihMu sungguh nyata di dalamku
Langganan:
Postingan (Atom)